TEMA : KEDUDUKAN
PUBLIC RELATIONS
Neni
Yulianita dalam Bukunya Dasar-dasar Public Relations (2007 : 83) menyatakan kedudukan
public relation dalam setiap organisasi, perusahaan atau lembaga mempunyai
kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik
untuk lingkup internal maupun publik
lingkup eksternal. Hal ini
mengisyaratkan bahwa seorang Public Relation Officer sesuai fungsinya adalah “penyambung lidah” perusahaan atau
organisasi, khususnya dalam pengadaan hubungan timbal balik antara publik di
dalam dengan publik di luar perusahaan atau organisasi. Selain bertugas sebagai
penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya,
Public Relation Officer juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik
kepada perusahaan atau organisasi.
Dengan
kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang
Public Relation Officer harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan
publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun
dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan
publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Dari
gambaran di atas jelas sebagai Public Relation Officer harus dapat melaksanakan
fungsi utamanya, yakni menjadi mediator antara perusahaan atau organisasi
dengan publiknya. Oleh karena itu Public Relation Officer harus mampu
memanfaatkan semua panca inderanya dalam kaitannya dengan opini publik yang
muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi. Dengan
demikian Public Relation Officer harus dapat mendengar, melihat, merasa dan
mencium apa yang terjadi dikalangan publiknya setelah mereka menerima informasi
tentang kebijakan-kebijakan perusahaan atau organisasi yang disampaikannya.
Public Relation Officer juga harus bisa melihat dan merasakan sendiri akibat
dari kebijakan perusahaan atau organisasi yang timbul ditengah-tengah publik
yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau organisasinya.
Dengan
demikian, public relations bukan saja merupakan “key information” atau “mulut”
perusahaan atau organisasi, melainkan juga sebagai “panca indera” bahkan dapat pula dikatakan sebagai “jantungnya” perusahaan atau organisasi.
Dalam hal ini faktor panca indera pada manusia dapat disamakan dengan unsur
public relations pada suatu perusahaan atau organisasi, sedangkan faktor
jantung dianggap sebagai pusat kegiatan informasi bagi publik-publik yang
berkepentingan terhadap perusahaan atau organisasi.
Lebih
lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan
sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan
sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan
gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia,
hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan
merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian
antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang
harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai
pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul
ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan
utama perusahaan atau organisasi.
Dengan
demikian Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” diantara dua macam publiknya, baik publik
internal maupun publik eksternal. Jembatan penghubung yang dapat menterjemahkan
bahasa pimpinan menjadi bahasa publik dan sebaliknya secara oprasional,
sehingga darinya diharapkan terjadi suatu pengertian yang dapat memperlancar jalannya perusahaan
atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
Dari
gambaran kedudukan public relations tersebut, maka idealnya kedudukan Public
Relations secara organisatoris jelas harus berada sedekat mungkin dengan
pimpinan utama, dan di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu.
Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut hirarki kerja dalam
kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam
perusahaan, yang dilihat secara vertikal.
Sesuai
dengan fungsinya, kedudukan public relations dalam konteks yang ideal dalam
suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan
atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan
atau organisasi. Untuk memerankan
fungsinya itu, ia harus mampu sebagai orang yang berkedudukan ditengah-tengah
misi manajemen dan misi publik (baik publik dalam ataupun publik luar). Pada
perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas public relations dipegang
langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang
berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lain yang
organisasinya relatif kecil.
REFERENSI
Ruslan, Rosandy, Manajemen
Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007
Yulianita,
Neni, Dasar-dasar Public Relations.Bandung:
P2U-LPPM UNISBA, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar