Kamis, 09 November 2017

KEDUDUKAN PR

TEMA : KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS
Neni Yulianita dalam Bukunya Dasar-dasar Public Relations (2007 : 83) menyatakan kedudukan public relation dalam setiap organisasi, perusahaan atau lembaga mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada diantara dua pihak publik, baik untuk lingkup internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relation Officer sesuai fungsinya adalah “penyambung lidah” perusahaan atau organisasi, khususnya dalam pengadaan hubungan timbal balik antara publik di dalam dengan publik di luar perusahaan atau organisasi. Selain bertugas sebagai penyampai informasi manajemen dari perusahaan atau organisasi kepada publiknya, Public Relation Officer juga bertugas sebagai saluran informasi dari publik kepada perusahaan atau organisasi.
Dengan kedudukannya yang strategis seperti yang dikemukakan di atas, maka seorang Public Relation Officer harus mempunyai kepekaan terhadap kedua kepentingan publik, baik publik lingkup internal yakni antara pimpinan dan karyawan, maupun dalam lingkup eksternal yakni antara publik perusahaan atau organisasi dengan publik-publik yang berada di luar perusahaan atau organisasi.
Dari gambaran di atas jelas sebagai Public Relation Officer harus dapat melaksanakan fungsi utamanya, yakni menjadi mediator antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya. Oleh karena itu Public Relation Officer harus mampu memanfaatkan semua panca inderanya dalam kaitannya dengan opini publik yang muncul yang ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi. Dengan demikian Public Relation Officer harus dapat mendengar, melihat, merasa dan mencium apa yang terjadi dikalangan publiknya setelah mereka menerima informasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan atau organisasi yang disampaikannya. Public Relation Officer juga harus bisa melihat dan merasakan sendiri akibat dari kebijakan perusahaan atau organisasi yang timbul ditengah-tengah publik yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau organisasinya.
Dengan demikian, public relations bukan saja merupakan “key information” atau “mulut” perusahaan atau organisasi, melainkan juga sebagai “panca indera” bahkan dapat pula dikatakan sebagai “jantungnya” perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini faktor panca indera pada manusia dapat disamakan dengan unsur public relations pada suatu perusahaan atau organisasi, sedangkan faktor jantung dianggap sebagai pusat kegiatan informasi bagi publik-publik yang berkepentingan terhadap perusahaan atau organisasi.
Lebih lanjut menurut Rosady Ruslan (2007: 172) Bila Public Relations diibaratkan sebagai jantung pada manusia maka pimpinan perusahaan atau organisasi dapatlah diibaratkan sebagai otak dari perusahaan atau organisasinya. Pimpinanlah yang mentukan gerak dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Seperti halnya pada manusia, hubungan antara otak, jantung, dan panca indera itu sangat dekat sekali, bahkan merupakan satu unit kerja dan satu wadah kerja yaitu kepala. Dengan demikian antara Public Relations dan Pimpinan utama merupakan “dwi tunggal” yang harmonis dalam menggerakkan perusahaan atau organisasinya. Pimpinan sebagai pemegang policy dan public relations sebagai penterjemah dari policy itu. Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang timbul ditengah-tengah publikny, Public Relations menyampaikannya kepada pimpinan utama perusahaan atau organisasi.
Dengan demikian Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” diantara dua macam publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. Jembatan penghubung yang dapat menterjemahkan bahasa pimpinan menjadi bahasa publik dan sebaliknya secara oprasional, sehingga darinya diharapkan terjadi suatu pengertian  yang dapat memperlancar jalannya perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
Dari gambaran kedudukan public relations tersebut, maka idealnya kedudukan Public Relations secara organisatoris jelas harus berada sedekat mungkin dengan pimpinan utama, dan di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut hirarki kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yang dilihat secara vertikal.
Sesuai dengan fungsinya, kedudukan public relations dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan atau organisasi.  Untuk memerankan fungsinya itu, ia harus mampu sebagai orang yang berkedudukan ditengah-tengah misi manajemen dan misi publik (baik publik dalam ataupun publik luar). Pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas public relations dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lain yang organisasinya relatif kecil.
REFERENSI
Ruslan, Rosandy, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
Yulianita, Neni, Dasar-dasar Public Relations.Bandung: P2U-LPPM UNISBA, 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN AKHIR SEMESTER AUDIT PERBANKAN SYARI'AH

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER AUDIT PERBANKAN SYARI’AH Nama : WASILAH NIM : 1142310169 Kelas : D Perbankan syari’ah 1.            ...